Kemenkes catat peningkatan temuan kasus tuberkulosis di tahun 2023
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mencatat peningkatan temuan kasus tuberkulosis (TB) di tahun 2023. Data yang dirilis oleh Kemenkes menunjukkan bahwa jumlah kasus TB di Indonesia mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Kemenkes, peningkatan jumlah kasus TB ini disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan paru-paru, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, serta rendahnya tingkat pengobatan yang dilakukan oleh penderita TB.
TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa menyerang organ tubuh lain seperti ginjal, tulang, dan otak. Gejala TB antara lain batuk berdahak yang berlangsung lebih dari 3 minggu, demam, penurunan berat badan, dan kelelahan yang tidak kunjung sembuh.
Untuk mencegah penyebaran TB, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan paru-paru, menghindari kontak dengan penderita TB, serta melakukan pemeriksaan secara rutin ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala TB.
Kemenkes juga terus melakukan upaya untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai bagi penderita TB, serta meningkatkan tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengobatan yang tepat dan teratur. Dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, diharapkan penyebaran TB di Indonesia dapat dikendalikan dan dicegah lebih baik di masa depan.